Jumat, 05 November 2010

Konser Perjalanan Spiritual Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur Jilid II

Oleh: Djoko Prayogi

Setelah sukses dengan Konser Perjalanan Spiritual Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur Jilid I yang menyinggahi pesantren-pesantren di Jawa Tengah, menyambut bulan suci Ramadhan ini, Konser Perjalanan Religi Jilid II pun digelar. Lokasi yang dipilih adalah pesantren-pesantren yang terletak di Jawa Barat.

Seluruh tim yang ikut dalam tour pesantren ini tidak mengalami banyak perubahan. Pak Jum yang mengemudikan bis panggung yang ditumpangi Iwan Fals tidak tergantikan. Manto, sebagai orang yang dipercaya Iwan Fals untuk menyiapkan segala keperluan saat dipanggung pun tidak terganti. Begitu juga dengan Ferry (kamera) dan Firman (video) posisinya sebagai dokumentasi selama perjalanan juga masih sama. Santoso sebagai kru sekaligus mengurus merchandise Iwan Fals pun tetap diikutsertakan. Perubahan mungkin terjadi pada Darto yang kali ini tidak diikutsertakan. Selain itu, Mame yang menggantikan posisi Ayub sebagai sound engineer yang pada perjalanan pertama sempat ikut di beberapa tempat.

Selain itu, pada rombongan Zastrouw pun tidak mengalami perubahan. Ozie yang mengemudikan mobil yang ditumpangi oleh Zastrouw tidak tergantikan. Begitu juga istri dari Zastrouw, Arifah tetap setia mendampingi suaminya. Selain itu ada juga Endi Aras dan Alex yang bertanggung jawab atas acara kali ini.

Senin 2 Agustus 2010, pukul 20.00 WIB seharusnya tim sudah berkumpul. Namun, karena sedikit kendala pada bis panggung, perjalanan terpaksa diundur demi keselamatan. Waktu yang ada digunakan untuk briefing yang dipimpin oleh Ibu Yos, untuk membahas sususan acara yang akan berlangsung.

Akhirnya pukul 23.30 tim mulai bergegas memasukkan semua barang-barang yang diperlukan selama perjalanan ke dalam bis panggung. Pukul 01.00 WIB tim yang dikawal oleh Zastrouw berangkat dari Leuwinanggung.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Mame langsung merebahkan badan dan dalam sekejap terlihat tertidur lelap, begitu juga dengan Santoso, Firman, dan Manto. Yang terlihat masih segar dan menemani Pak Jum adalah Iwan Fals dan Ferry.

Namun, kurang lebih pukul 03.00 WIB sepertinya Iwan juga tidak kuasa menahan kantuknya dan ia yang sedari awal duduk di depan, pindah ke belakang dan langsung tertidur. Kemacetan akibat perbaikan jalan di jalur pantura membuat perjalanan terhenti. Bahkan, Pak Jum dan Ozie beberapa kali keluar dari kendaraan dan terlihat mengobrol di tengah jalan yang macet.

Setelah kurang lebih satu jam, akhirnya rombongan pun terlepas dari kemacetan. Perjalanan kembali lancar, meskipun banyak lubang menganga di jalanan bukan halangan untuk Pak Jum yang sudah mempunyai pengalaman puluhan tahun mengendarai bis.

Waktu terus bergulir. Tidak terasa, adzan subuh pun sudah berkumandang. Meski kendaraan terus melaju, namun sayup-sayup adzan tetap terdengar. Akhirnya, mobil pun menepi di sebuah masjid yang ada di pinggir jalan, untuk menunaikan ibadah shalat subuh. Shalat subuh kali ini diimami oleh Ozie.

Selesai melaksanakan shalat subuh, seluruh tim berkumpul di warung yang berada disamping masjid. Sambil menikmati segelas kopi hangat dan gorengan dengan pemandangan sawah dan gunung, membuat pagi di jalur pantura terasa lebih berbeda.

Setelah puas bercengkrama, akhirnya tim pun melanjutkan perjalanan. Namun, belum jauh perjalanan, Pak Jum memutuskan untuk menambah bahan bakar. Sedangkan Zastrouw beserta timnya langsung melaju. Namun, kurang lebih setengah jam perjalanan, mobil yang ditumpangi oleh Zastrouw dan rombongannya terlihat di pinggir jalan dan seluruh rombongannya terlihat di luar kendaraan. Lantas, Pak Jum langsung berhenti di pinggir jalan.

Ternyata mobil yang dikendarai oleh Ozie mengalami kerusakan. Setelah dicek oleh Pak Jum dan Ozie, diambil kesimpulan kalau fuel pump mobil tersebut yang rusak. Kerusakan tersebut biasanya disebabkan oleh bahan bakar di Indonesia yang kurang baik.

Akhirnya Arifah pun menghubungi pihak pesantren yang akan dikunjungi untuk menjemput. Kurang lebih lima belas menit, kendaraan yang menjemput pun datang. Ozie dan Alex terpaksa ditinggal untuk menunggu mobil derek yang akan membawa mobil ke bengkel yang terletak di kota Cirebon.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya pada pukul 08.00 WIB seluruh tim sampai di tempat pertama yaitu pesantren Kebon Jambu, Cirebon. Di tempat ini memang tidak terlihat sambutan yang berlebihan. Hal tersebut dikarenakan banyak santri yang sedang kembali ke rumahnya karena kebetulan pesantren sedang libur.

Setelah sedikit beramah tamah dan mengobrol dengan pimpinan Pondok Pesantren Kebon Jambu, Hj. Masryah Amva, seluruh tim pun bergegas untuk membersihkan diri. Sedangkan Firman dan Pak Jum terlihat sedang mengisi air bis yang selama perjalanan digunakan untuk keperluan di toilet.

Setelah selesai membersihkan diri, pihak ponpes menyuguhkan makan pagi. Di saat makan pagi, tim Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur yang terdiri dari Deden Mahdian (gitar), Wisnu Wardana (drum), Sigit A. P. (bass), A. Rofiq dan Bambang (keyboard), Ulung (gendang), Afif (suling), Mamiek S. (bonang/perkusi), Abbet Nugroho dan Syamsul Gandjur (saron), serta Vita Shafira dan Ayu Astuti (vokal). Sedangkan untuk kru Ki Ageng Gandjur adalah Pentet dan Dodik serta Iwan dan Ismu (artistik).

Sambil makan, seluruh tim termasuk Iwan Fals dan Zastrouw melebur menjadi satu. Dialog-dialog saat menikmati makan pagi membuat sarapan terasa lebih nikmat. Dari mulai obrolan yang serius sampai guyonan semua bercampur baur disini.

Setelah selesai menunaikan sarapan pagi, seharusnya dilanjutkan dengan acara dialog dan menanam pohon. Namun, karena pertimbangan kurang istirahatnya Iwan Fals, acara diundur setelah shalat dzuhur. Hal ini dilakukan agar Iwan Fals dan Zastrouw yang menjadi pembicara pada dialog tersebut bias tampil lebih segar.

Keadaan di luar kamar lain lagi. Ratusan fans Iwan Fals terlihat setia menanti sang idola yang sedang beristirahat. Mereka yang mengetahui kalau acara dialog pukul 10.00 WIB, tetap setia menunggu meskipun sudah diberitahu kalau acara diundur. Salah seorang penggemar yang mengaku sebagai anggota Oi mengatakan ia sengaja menunggu karena biar bisa melihat lebih dekat Iwan Fals. Oleh karena itulah ia takut kehilangan momen tersebut kalau ia pulang atau pergi dari lokasi tempat diadakannya dialog.

Akhirnya adzan dzuhur pun berkumandang. Setelah selesai melaksanakan ibadah shalat dzuhur dan makan siang, Iwan Fals dan Zatrouw langsung menuju mushola yang berada di lingkungan pesantren untuk melakukan dialog dengan para santri dan penggemar Iwan Fals. Kurang lebih satu jam acara dialog ditutup dan dilanjutkan dengan acara penanaman pohon. Setelah itu, Iwan Fals pun kembali beristirahat.

Sementara itu, Manto dan Mame terlihat tengah sibuk di lapangan menyiapkan sound dan keperluan Iwan Fals lainnya untuk acara puncak malam nanti. Teriknya matahari di Cirebon rupanya mampu dikalahkan dengan tekad untuk mensukseskan acara dan memberikan kenyamanan kepada Iwan Fals selama pertunjukkan berlangsung. Tak kenal lelah, mereka terus berkoordinasi. Sesekali Pak Jum maupun Santoso terlihat turut memberikan bantuan kepada kedua ujung tombak acara ini.

Sementara itu di tempat menginap tidak terlihat kesibukan hanya beberapa panitia terlihat sedang bercengkrama sambil melakukan rapat untuk kesiapan pengamanan acara. Sementara Iwan Fals masih beristirahat di dalam kamar. Sebelum maghrib tiba, Deden, Wisnu dan Iwan Fals terlihat sedang latihan.
Waktu maghrib tiba, latihan pun akhirnya selesai.

Iwan Fals bergegas ke dalam kamar untuk membersihkan diri lalu shalat maghrib. Setelah selesai melaksanakan shalat maghrib, Iwan Fals ditemani Ferry, Firman dan Zastrouw melakukan ziarah ke makam pendiri Ponpes Kebon Jambu. Setelah itu, langsung menjalankan ibadah shalat isya berjamaah di masjid yang ada di lingkungan makam. Acara dilanjutkan dengan silaturahmi kepada tokoh ulama di sekitar Kebon Jambu untuk meminta doa agar acara dapat berjalan dengan lancar.

Setelah seluruh prosesi berjalan dengan lancar, Iwan Fals pun kembali ke Ponpes. Rencananya Iwan Fals akan menuju tempat berlangsungnya acara pada pukul 21.00 WIB. Namun, menjelang keberangkatan tiba-tiba hujan turun dengan deras. Tapi, Iwan Fals, Mas Zastrouw dan rombongan tetap memutuskan berangkat.

Setibanya di lokasi, ribuan massa sudah berkumpul. Rombongan langsung dikawal oleh para santri yang dengan lincahnya memainkan tongkat api, sehingga tidak ada seseorangpun yang berani mendekat ke mobil yang ditumpangi oleh rombongan.

Acara di Cirebon ini diramaikan bukan hanya berupa tausyiah, sambutan, dan lagu-lagu dari pihak Ponpes saja. Tapi, Chepy, Ketua BPK Oi Cirebon dan bandnya tampil meramaikan acara.

Kondisi yang tidak memungkinkan membuat keadaan di sekitar panggung menjadi tidak nyaman. Pagar pembatas yang seharusnya membatasi antara santri dengan penonton umum juga tidak berfungsi.

Namun, hal itu tidak menyurutkan hati Iwan Fals untuk para santri. Waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Setelah penampilan Ki Ageng Ganjur dan tausyiah dari Zastrouw, Iwan Fals pun naik panggung. Iwan Fals tampil membawakan lima buah lagu diantaranya adakah Ibu, Tikus Kantor, Wakil Rakyat, Tanam Siram Tanam, dan Bongkar.

Meskipun sampai akhir acara berjalan lancar, tapi tetap saja acara di Cirebon ini menjadi pelajaran kepada pihak panitia agar untuk di dua tempat berikutnya pertunjukkan dapat berjalan dengan tenang dan para santri yang menonton juga dapat menikmati jalannya pertunjukkan dari awal hingga akhir acara.

04 Agustus 2010
Pagi yang cerah, setelah semua tim selesai bersiap diri dan memasukkan semua barang-barang ke dalam bis panggung, semuanya langsung berpamitan. Hari ini semua bersiap untuk menuju Bandung. Karena keesokan harinya acara akan digelar disana.

Perjalanan dari Cirebon menuju Bandung seharusnya tidak memakan waktu lama. Namun, belum genap setengah perjalanan, Iwan Fals mempunyai ide untuk minum kopi di lokasi yang sepi dan nyaman. Akhirnya Pak Jum membelokkan kendaraan ke lokasi dimana terdapat warung-warung dengan pepohonan yang rimbun. Letak warungnya pun berada di pinggir sungai Cimanuk.

Suasana yang adem dan tenang membuat semua tim baik dari Iwan Fals, Ki Ageng Ganjur, dan Zatrouw terlihat betah berlama-lama. Sambil mengobrol mata kita dimanjakan dengan pemandangan hutan lebat yang berada di seberang sungai. Selain itu, ada juga pemandangan para nelayan yang sedang menjala ikan di Sungai Cimanuk.

Adanya pengamen juga turut menambah kehangatan suasana. Iwan Fals serta Ki Ageng Ganjur yang biasanya tampil menghibur orang, kini justru dihibur dengan oleh pengamen yang berangotakan tiga orang tersebut. Mereka tidak saja membawakan lagu yang saat ini sedang hits seperti Keong Racun, tapi mereka juga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri.

Iwan Fals sempat terkagum saat lirik karya mereka yang bercerita tentang kekejaman bom Bali, dinyanyikan. Bahkan lagu kedua yang mereka ciptakan bercerita tentang keadaan saat ini dimana masyarakat selalu sibuk dengan “urusan perut” sehingga melupakan ibadah. Iwan pun terenyuh dan merasa kagum dengan lagu yang diciptakan oleh pengamen tersebut. Bahkan setelah pengamen itu selesai, Iwan berpesan agar mereka terus menciptakan lagu dan jangan berhenti berkarya.

Kurang lebih dua jam di bale-bale warung di pinggir Sungai Cimanuk, akhirnya perjalanan dilanjutkan. Memasuki daerah Sumedang, deretan tukang tahu Sumedang membuat perut keroncongan. Lalu, di depan mobil yang dikendarai Zastrouw terlihat berhenti di depan tukang tahu Sumedang. Tidak lama kemudian, Endi Aras pun menghampiri mobil tim Iwan Fals dan membawakan sekeranjang tahu Sumedang.

Hangatnya tahu, ditambah pedasnya cabai hijau membuat mulut tidak ingin berhenti mengunyah gurihnya tahu Sumedang. Semua mulut masih ingin mencumbui nikmatnya kehangatan tahu Sumedang.

Dalam perjalanan menuju Bandung ini, Iwan Fals berhasil menciptakan lirik yang dijadikan lagu berjudul Pondokku. Ferry memainkan gitar dengan arahan Iwan Fals, sehingga terciptalah lagu Pondokku.

Pukul 16.00 WIB akhirnya tiba juga di Ponpes Sirna Miskin, Bandung, pimpinan K.H Amar Sholeh. Disini Iwan Fals langsung dikawal oleh Paspamfals yang dipimpin oleh Ozon, Ketua BPK Oi Bandung. Setelah sejenak melepas lelah, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan penyerahan pohon dari pihak Dinas Pertanahan Kota Bandung yang diwakilkan oleh Bapak Yogi kepada Iwan Fals. Setelah itu acara langsung dilanjutkan dengan menanam pohon di halaman Ponpes.

Acara selesai menjelang Maghrib. Selesai menjalankan ibadah shalat maghrib, Iwan bersama Ki Ageng Ganjur berlatih bersama. Tidak lupa, dalam latihan tersebut Iwan Fals mempercayakan kepada Ki Ageng Ganjur untuk mengaransemen lagu Pondokku agar saat di Tasikmalaya lagu tersebut bisa dibawakan diatas panggung.

Hujan lebat membuat udara di Bandung menjadi lebih dingin. Setelah makan malam, satu persatu mulai merebahkan badan. Cuaca yang dingin memang membuat tidur menjadi terasa lebih lelap. Bahkan, mimpi malam pun enggan menemani. Entah mengapa. Mungkin ia pun ikut tertidur lelap.

05-08-2010
Matahari perlahan mulai memancarkan sinarnya, namun, sisa-sisa dingin malam yang masih melekat di kulit tubuh membuat malas untuk membuka mata. Hari ini acara yang harus dijalani oleh pelantun lagu Bento ini adalah dialog dengan para santri. Acara dialog ini rencananya akan digelar pada pukul 10.00 WIB di halaman Ponpes Sirna Miskin.

Satu-persatu tim dari Iwan Fals mulai beranjak dari tempat peristirahatannya semalam. Begitu juga Iwan Fals yang baru saja keluar dari persembunyian malamnya. Seperti biasa, melihat suami dari Yos ini bangun, Firman langsung menyiapkan segelas susu dan buah papaya, yang memang sudah menjadi sarapan rutin pria yang tahun ini berusia genap 49 tahun.

Setelah selesai, ia pun langsung berangkat ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Air yang dingin tidak membuat Iwan gentar. Menurutnya, air tersebut justru semakin membuat dirinya bersemangat untuk terus mandi. Setelah selesai mandi, ia lantas menyantap sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh pihak tuan rumah.

Setelah sarapan, dan bersenda gurau, acara dilanjutkan dengan dialog yang memang sudah direncanakan. Iwan dan Zastrouw pada kesempatan tersebut menjelaskan alasan mereka melakukan tour ke pesantren-pesantren. Menurut pendiri Ki Ageng Ganjur ini, ia ingin menunjukkan kepada masyarakat umum, kalau pesantren itu bukan tempat yang tertutup, dan pesantren adalah pusat dari kebudayaan.

Sedangkan Iwan Fals pada kesempatan dialog tersebut lebih menekankan akan pentingnya menanam, mengingat keadaan alam di dunia ini yang sudah rusak. Iwan pun berpesan kepada para santri, agar jangan hanya menanam saja, tetapi juga harus menyiram dan merawatnya. Karenya, menurutnya, justru merawat lebih sulit dari pada menanamnya.

Pukul 11.30 WIB acara dialog selesai. Iwan dan Zastrouw pun kembali untuk beristirahat. Tidak beberapa lama, hujan pun kembali turun. Hal ini tentunya menunjang untuk beristirahat. Tapi, tidak untuk Manto, Mame, Pak Jum, serta Santoso. Karena mereka justru harus berjuang untuk mempersiapkan sound yang akan dipakai untuk pertunjukkan malam nanti.

Ditengah derasnya hujan ditambah petir yang silih berganti bergemuruh, dan lokasi yang tepat di bawah kabel tegangan tinggi (sutet) membuat siapapun yang berada ditempat ini akan ciut nyalinya. Hal ini juga turut dirasakan baik oleh Manto, Pak Jum, Mame dan Santoso. Tapi, karena tugas, apapun kendalanya mereka tetap berusaha melakukan yang terbaik.

Dua jam sudah hujan turun, tapi tidak juga kunjung reda. Malah lokasi tergenang air semakin tinggi banyak kabel yang tergenang air. Ini yang membuat panic seluruh kru. Beruntung ada seorang warga yang memberitahu kalau di sekitar panggung ada got yang bisa dibongkar agar air bisa langsung mengalir. Setelah dibongkar, airpun surut, meski hujan belum kunjung reda.

Pukul 17.00 hujan pun reda. Seluruh kru Ki Ageng Ganjur maupun Iwan Fals dengan sigap melanjutkan pekerjaan yang sedari tadi terhenti karena turunnya hujan. Akhirnya semua selesai dan Ki Ageng Ganjur dengan Manto pun bisa melakukan sound check.

Melihat pengalaman di Cirebon dengan sound yang tidak memadai, di Bandung ini, pihak panitia kembali menambah sound dan pagar barikade. Semua itu dilakukan semata-mata agar pertunjukkan dapat berjalan dengan aman dan semua bisa menikmati.

Acara dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh pengasuh Ponpes Sirna Miskin. Setelah itu dibagikan juga beasiswa dari sponsor acara Konser Perjalanan Spiritual Iwan Fals & Ki Ageng Ganjur yang dibagikan untuk santri-santri Ponpes Sirna Miskin yang berprestasi. Setelah pembagian beasiswa, barulah acara puncak dimulai.

Ki Ageng Ganjur naik ke atas panggung. Vita shafira dan Ayu Astuti masing-masing membawakan dua buah lagu. Setelah itu barulah Zastrouw memberikan tausiyah. Kurang lebih 10 menit kemudian Zastrouw memanggil Iwan Fals. Seluruh penonton pun berteriak. Lagu demi lagu mengalir dari mulut Iwan. Di Bandung ini, Iwan membawakan lima buah lagu diantaranya adalah Bongkar, Oemar Bakrie, Siang Seberang Istana, Siram Tanam Siram, dan Tikus Kantor.

Pukul 23.30 WIB acara selesai. Semua pun kembali ke kamar masing-masing. Namun, setibanya di tempat menginap yang disediakan oleh pihak Ponpes, sudah disiapkan bandrek yang memang merupakan minuman hangat khas Bandung. Cuaca yang dingin jadi tidak terasa dengan meneguk segelas bandrek asli Bandung.
Mata sudah tidak bisa diajak kompromi, diluar masih terdengar suara obrolan teman-teman dari Oi Bandung dengan Iwan Fals. Sepertinya suasana yang sangat jarang ini enggan dilewatkan oleh anggota Oi Bandung. Mereka memberikan hadiah berupa dua buah pohon kepada sang maestro sebagai tanda kenang-kenangan.

06-08-2010
Pagi ini tidak ada kegiatan yang harus dijalani. Semua bisa beristirahat dengan tenang. Setelah selesai mandi, sarapan yang sudah ada di meja makan pun dilahap habis. Setelah itu masing-masing sibuk merapikan barang-barang. Semua dilakukan karena setelah shalat Jum’at perjalanan dilanjutkan menuju Ponpes Cipasung, Tasikmalaya.

Adzan menandakan sudah masuk waktu shalat Jum’at berkumandang dari masjid di lingkungan Ponpes. Semua bergegas menuju masjid. Secara khusyuk baik Iwan Fals maupun Zastrouw mendengarkan ceramah sebelum shalat Jum’at. Setelah selesai shalat Jum’at, acara dilanjutkan dengan ziarah ke makam pendiri Ponpes Sirna Miskin. Setelah selesai, perjalanan pun dilanjutkan.

Tidak banyak kata yang keluar selama perjalanan. Semua terlihat lelah. Pukul 15.00 WIB perut terasa keroncongan. Meskipun sebelum melanjutkan perjalanan, semua sudah terlebih dahulu makan. Akhirnya mobil diparkirkan di sebuah rumah makan yang terletak dipinggir jalan. Menikmati lalapan dan sambal serta sop buntut.

Hampir satu jam berada di rumah makan, perjalanan dilanjutkan. Setelah memasuki daerah Garut, ide baru muncul untuk berendam di kolam air panas yang berada di daerah Cipanas, Garut. Meskipun sudah terlewat, Pak Jum dengan sigap memarkirkan mobilnya untuk memutar balik. Kurang lebih hanya memakan waktu 15 menit, mobil sudah sampai di pemandian air panas.

Tanpa banyak bicara, Iwan Fals langsung memasuki salah satu kamar tempat mandi air panas. Ditemani segelas kopi, tidak terdengar suara dari dalam kamarnya. Begitu juga dengan Zastrouw. Ferry, Manto, Mame, dan Santoso pun mengisi kamar-kamar yang kosong secara bergantian. Hanya Firman dan Pak Jum saja yang tidak ikut berendam air panas. Alasannya takut ngantuk di jalan.

Setelah shalat maghrib selesai, perjalanan kembali dilanjutkan. Kurang lebih satu jam kemudian, tibalah di komplek Ponpes Cipasung, Tasik. Disini, Iwan Fals dan rombongan disambut oleh Acong, Ketua BPK Oi Tasikmalaya. Setelah beramah tamah dengan Ketua Panitia dari pesantren, Kang Acep, Iwan Fals beserta Ki Ageng pun berlatih bersama di salah satu ruangan yang sudah disediakan.

Dua jam latihan, belum selesai semuanya. Namun, karena malam sudah larut dan perut sudah keroncongan, akhirnya latihan disepakati akan dilanjutkan esok hari. Setelah selesai latihan, acara dilanjutkan dengan makan malam. Iwan Fals dengan Kang Acep yang mempunyai hobi melukis, terlihat asyik mengobrol sambil menyantap makanannya.

Meski sudah melahap habis makanan yang ada di piring, Iwan sepertinya belum mau beranjak dari kursinya, karena terlibat obrolan dengan Kang Acep. Dari mulai masalah agama, hingga lukisan, terus mengalir dari mulut kedua seniman ini.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB. Iwan pun pamit kepada Kang Acep untuk beristirahat. Sementara, Firman, Mame, Manto, Santoso, serta Pak Jum, terlihat sudah asyik bercengkrama dengan mimpi-mimpi mereka.

07-08-2010
Pagi kembali menyapa. Walau rasa mengantuk masih hinggap, namun harus dilawan sampai titik darah penghabisan. Karena hari ini banyak acara yang akan dilaksanakan. Pukul 08.30 WIB Iwan Fals keluar kamar. Setelah selesai mandi, ia ditemani oleh Firman langsung menuju ruang latihan. Disana, Ki Ageng Ganjur sudah menunggu.

Lagu Pondokku kembali terdengar. Aransemen yang dibuat oleh Ki Ageng Ganjur, membuat lagu ini semakin terdengar merdu. Dengan alunan Saron, Bonang, dan Perkusi membuat lagu ini semakin hidup. Meskipun aransemen lagu ini belum seratus persen selesai. Pada latihan kali ini, Iwan terlihat kesulitan saat membawakan Ambulance Zigzag. Beberapa kali harus diulang karena ada beberapa aransemen dari Ki Ageng Ganjur yang membuat Iwan kesulitan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB. Adzan dzuhur pun sudah berkumandang. Latihan dihentikan dan langsung dilanjutkan dengan makan siang. Setelah selesai makan siang, acara dilanjutkan dengan menanam pohon dan dialog di masjid yang berada di lingkungan Ponpes. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan ziarah ke makam pendiri Ponpes Cipasung.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Seluruh rombongan pun langsung menuju masjid untuk melaksanakan shalat ashar. Setelah shalat, dalam perjalanan menuju tempat beristirahat, Iwan Fals dan Zastrouw singgah di rumah salah satu pengurus Ponpes. Setelah itu, kembali ke tempat menginap dan beristirahat.

Selesai shalat maghrib dan sebelum menuju lokasi acara, pihak panitia menyediakan makan malam. Santapan makan malam sebelum ke lokasi menjadi sangat istimewa mengingat selesai acara seluruh tim langsung kembali ke Depok. Selesai makan malam, Iwan Fals kembali masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.

Pukul 20.30 WIB, Iwan Fals keluar dari kamar dan bersiap menuju panggung yang letaknya tidak jauh dari tempat menginap. Namun, karena banyaknya penonton, mobil yang seharusnya membawa Iwan Fals dan Zastrouw sampai ke lokasi panggung, tidak dapat bergerak. Alhasil dengan pengawalan ketat dari Paspamfals yang datang khusus dari Bandung, Iwan Fals dan Zastrouw pun bisa sampai ke samping panggung dengan membelah lautan penonton.

Seperti biasa, acara dimulai dengan pidato dan pembacaan ayat suci Al Quran. Mungkin yang membedakan adalah adanya band lokal binaan Acong, serta band yang beranggotakan santri Ponpes. Setelah itu, giliran Ki Ageng Ganjur yang menghibur penonton. Di puncak acara, giliran Zastrouw yang memberikan tausyiah diselingi oleh lagu yang dinyanyikan Iwan Fals.

Sebagai tempat yang disinggahi terakhir pada Konser Perjalanan Spiritual kali ini, santri dan masyarakat Tasikmalaya sangat beruntung. Pasalnya, lagu Pondokku pertama kali dinyanyikan di Ponpes Cipasung. Lagu ini bercerita tentang kehidupan di pondok. Selain lagu Pondokku, Iwan juga membawakan lagu Bongkar, Ambulance Zigzag, Wakil Rakyat, Tikus Kantor, Tanam Siram Tanam.

Sound kali ini terdengar lebih baik dibandingkan dengan di dua tempat sebelumnya. Selain itu, panggung yang digunakan juga menggunakan lidah di bagian depannya. Semua ini adalah berkat ide dari Manto yang berusaha agar kontrol sound gitar dan vokal Iwan Fals bisa didengar Iwan dengan jelas, karena posisinya berada di depan sendiri. Hasilnya, penampilan Iwan di Tasikmalaya terlihat lebih semangat dibandingkan dengan dua tempat sebelumnya.

Selesai acara seluruh tim langsung berbenah, memasukkan barang-barang ke dalam mobil. Setelah selesai bersiap, Iwan Fals dan timnya berpamitan dengan pihak tuan rumah. Saat berpamitan Iwan sempat membubuhkan tanda tangannya di sebuah lukisan. Setelah selesai berpamitan, perjalanan langsung dilanjutkan.

Selama perjalanan dari Tasikmalaya menuju Bandung, kendaraan yang ditumpangi oleh Iwan Fals dan rombongan dikawal oleh pasukan Paspamfals. Setelah masuk tol di Bandung, pengawalan pun berakhir. Pukul 05.00 WIB seluruh tim sampai di Leuwinanggung. Setelah istirahat sejenak perjalanan dilanjutkan untuk kembali ke rumah masing-masing. Kemana lagi Konser Perjalanan Religi Iwan Fals Jilid III akan berlanjut? Tunggu saja. Mungkin kota Anda yang akan disinggahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar